Welcome to the world Ken – Postingan ini cuma sebatas kisah kelahiran anak pertama saya. Dimulai dari pertama kali istri saya mengalami tanda-tanda kelahiran sampai dengan lahirnya si kecil. Meski tak sepenuhnya plek dengan kejadian yang sebenarnya (baik berupa jam maupun hal-hal yang terjadi) karena memang tidak 100% semua kejadian saya paparkan (alasan privasi dan juga mungkin faktor lupa :D) setidaknya postingan ini sebagai pengingat kelak di suatu hari ketika anak saya sudah beranjak dewasa.
08/09/2015 04:45 – Pagi itu kira-kira jam 05 pagi istri saya yang sedang hamil kurang lebih 9 bulan tiba-tiba bilang sama saya yang kebetulan baru saja pulang dari sholat subuh kalau dia ngeflek. “Wah udah mau lahiran nih” pikir saya. Dengan raut muka yang cukup panik dan masih bersarung saya langsung beranjak ke rumah ibu saya yang cuma bersebelahan dan kebetulan ibu saya juga sudah bangun untuk siap-siap masak. “Mak, ayu wes kroso. Wes ngflek jhe”. Sontak saja ibu membuang kelapa yag sebetulnya mau dibelah buat masak. Ibu saya kemudian masuk kembali ke dalam rumah dan berganti baju. Begitupun saya, masuk ke kamar dan berganti baju. Tak lupa saya telfon ke kakak ipar saya bahwa istri saya sudah mau melahirkan. Kebetulan memang gak ada mobil jadi ya nebeng ke kakak ipar dulu.
08/09/2015 05:15 – Setelah saya, istri, ibu dan bapak siap serta mobil yang sudah datang kami berangkat ke rumah sakit yang memang sudah kami rencanakan untuk proses kelahiran.
08/09/2015 05:50 – Sampai di rumah sakit kemudian registrasi yang kemudian dilanjutkan proses pemeriksaan istri saya.
08/09/2015 06:00 – Proses periksa kondisi istri saya yang kemudian pengecekan jumlah pembukaan rahim oleh bidan. Selesai diperiksa ternyata baru pembukaan 1 dan lapisan pembungkus bayinya masih tebel. Kami disuruh nunggu kurang lebih 4 jam untuk mengetahui perkembangan proses pembukaan rahimnya. Selama proses menunggu, istri diperbolehkan untuk sekedar jalan-jalan atau melakukan kegiatan ringan. Tak lupa saya izin ke orang kantor bahwa hari itu saya mulai off kantor untuk 2-3 hari.
08/09/2015 09:50 – Pemeriksaan yang kedua dilakukan kembali oleh bidan. Hasilnya pun masih sama dengan pemeriksaan pagi tadi yakni masih pembukaan satu. Istri saya diperbolehkan untuk pulang sembari menunggu perkembangan.
08/09/2015 11:30 – Sudah kembali ke rumah dan melakukan aktifitas seperti biasa.
08/09/2015 16:40 – Jalan-jalan sore untuk mempercepat kontraksi dan pembukaan.
08/09/2015 18:00 – Keadaan masih normal seperti biasanya. Bapak Ibu mulai agak resah dikarenakan hari Rabu 09/09/2015 merupakan hari “neton” bagi istri saya, yang mana katanya seorang anak sebisa mungkin nggak boleh lahir bareng neton ibunya. Saya juga gak tahu alasan logisnya apa, yang pasti saya tidak percaya dengan hal maupun ritual yang gak jelas seperti itu. Maklum orang tua saya dan mertua adalah orang jawa tulen yang masih kental dengan adat jawa. –”
09/09/2015 04:45 – Jam yang sama dengan hari yang berbeda. Istri masih belum nampak tanda-tanda perkembangan yang berarti. Hanya saja sering terasa keceng-kenceng dibagian perut namun frekuensi yang tidak sesering hari kemarin.
09/09/2015 06:50 – Saya berangkat kerja seperti biasanya karena sang istri memang belum menunjukkan perkembangan lagi.
09/09/2015 17:10 – Sampai dirumah lagi yang dilanjutkan siap-siap kembali ke rumah sakit unutk pemeriksaan. Siapa tahu ada perkembangan.
09/09/2015 18:00 – Sampai dirumah sakit dan dilanjutkan regsitrasi ke rawat jalan sementara saya sholat magrib dimushola rumah sakit
09/09/2015 19:30 – Masuk ruangan pemeriksaan oleh dokter pengganti karena kebetulan dokter sedang tidak hadir. Jumlah pembukaan masih sama hanya saja dinding lapisan ketuban sudah mulai menipis. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan CTG untuk menentukan apakah istri saya masih diperbolehkan pulang atau diharuskan mondok.
09/09/2015 20:00 – Proses pemeriksaan CTG diruang khusus kira-kira 15 menit untuk melihat detak jantung janin dan proses kontraksi.
09/09/2015 20:30 – Keluar dari ruangan pemeriksaan dan dilanjutkan menunggu hasil pemeriksaan oleh dokter.
09/09/2015 20:45- Hasil pemeriksaan sudah jadi dan kesimpulan kondisi masih cukup aman untuk pulang. Dokter masih memperbolehkan pulang dengan catatan tetap selalu memantau frekuensi kontraksi.
09/09/2015 21:00 Pulang menuju rumah, tak lupa mampir beli makan dulu.
09/09/2015 21:45 – Sampai dirumah, ganti baju kemudian tidur. Ternyata menjelang tidur frekuensi kontraksi menjadi semakin sering. Namun sang istri memutuskan untuk tidur karena jumlah flek masih sama.
09/09/2015 23:45 – Saya dibangunkan istri karena dia mengeluh perut semakin sakit. Ternyata selama saya tidur dia tetap terjaga karena rasa sakit akibat kontraksi yang semakin sering. Begitu bangun dan melakukan pengecekan ternyata flek sudah banyak. Akhirnya saya membangunkan ibu bapak dan tak lupa kakak ipar kemudian dilanjutkan menuju rumah sakit dimana kami merencanakan kelahiran.
10/09/2015 00:15 – Selama diperjalanan nggak tahu kenapa tiba-tiba ibu saya kebelet pengen buang air kecil, sejauh ini saya baru menemui kejadian ini sekali. Soalnya selama saya bepergian bersama keluarga ibu gak pernah minta turun dijalan minta buang air. Akhirnya berhentilah kami di sebuah masjid berharap bisa nunut buang air kecil disitu. Ibu pun meminta saya untuk menemani masuk ke dalam masjid. Ternyata pintu masjid digembok dan kami nggak bisa masuk. Akhirnya kami berusaha jalan mengitari kampung siapa tau ada masjid lain. Baru berjalan beberapa meter kami mendengar ada warga yang masib ngobrol didepan tv. Akhirnya dengan modal nekat, ibu saya ketuk pintu untuk izin pinjam toilet. Urusan kelar kami pun melanjutkan perjalan ke rumah sakit.
10/09/2015 00:30 – Sampai dirumah sakit dan dilanjutkan pemeriksaan. Ternyata pembukaan sudah mencapai tahap 2. Istri saya ditempatkan diruang khusus untuk persalinan. Sampai sana ternyata sudah ada beberapa calon ibu yang sudah dulu masuk untuk proses persalinan.
10/09/2015 03:15 – Masih tetap diruangan untuk bersalin. Setelah kurang lebih 2 setengah jam istri saya bergulat dengan rasa sakit akibat kontraksi, pembukaan pun sudah mencapai level 6. Sesekali saya membimbing untuk menghirup nafas kemudian saya suruh keluarkan lewat mulut. Berulang-ulang kali saya memberi semangat supaya istri saya tetap tenang. Masih ingat betul sesekali berbicara sambil berteriak “ayolah dek cari jalan keluar sendir ya”. Motivasi istri saya supaya si kecil mudah mencari jalan menuju dunia plus proses persalinan cepat berakhir.
10/09/2015 04:00 – Istri saya mengalami kontraksi hebat. Sambil teriak-teriak memanggil mbak perawatnya. Ada sesuatu yang keluar dari dalam perutnya. Saya pun berinisatif keluar dari ruangan untuk memanggil perawatnya, akan tetapi tangan kanan saya dipegang istru dengan kuat. Alhasil saya cuma bisa berteriak memanggil perawat. Setelah dicek ternyata pembukaan cuma tinggal setengah centi lagi. Dan sesuatu yang keluar tadi merupakan plasenta disertai air ketuban yang pecah. Lapisan plasenta diambil kemudian dikeluarkan. Segera perawat dan bidan yang menangani persalinan mempersiapkan peralatan tempur mereka. Bidan yang menangani pun dengan mimik yang sudah berpengalaman menangani dengan sigap.
10/09/2015 04:10 – Proses persalinan sedang terjadi. Bidan membimbing si kecil keluar sedangkan saya tetap membimbing sang istri untuk mengatur nafas sembari memegang kepala agar terangkat ke atas.
10/09/2015 04:20 – Alhamdulillah wa syukurillah si kecil sudah lahir dengan selamat didunia ini. Bersamaan keluarnya si kecil, berkumandang pula suara adzan subuh. Dengan suara tangis kecil si kecil dibersihkan, tak lupa selang kecil dimasukkan ke dalam hidung untuk membersihkan air ketuban yang mungkin masuk kedalam hidung. Bersamaan pula si kecil langsung buag air besar. Alhamdulillah sejauh ini pencernaan dan alat pembuangan e*k lancar. Si kecil dibersihkan untuk kemudian diletakkan didada sang istri untuk inisiasi penyusuan dini. Selama proses inisasi penyusuan dini, sang bidan mengeluarkan ari-ari dari perut sang istri. Ada semacam tali yang masihterhubung ke dalam rahim. Sang bidan langsung menarik keluar. Sekali lagi alhamdulillah ari-ari sudah keluar dari perut istri saya. Setelah beberapa menit diletakkan didada sang iostri. Ternyata si kecil belum menmukan puting susunya. Akhirnya si kecli dipindah ke ruangan sebelah untuk dilakukan pemeriksaan lanjut.
10/09/2015 04:45 – Saya keluar dari ruangan persalian sembari membawa ari-ari. Diluar ternyata ibu sedang tiduran dikursi antrian dan tidak menyangka kalau cucunya sudah lahir. Akhirya dengan mata yang berkaca-kaca ibu beranjak dan mengucapkan selamat buat saya. Yang kemudian saya pandu untuk masuk menemui si kecil dan menemui istri saya yang masih terbaring ditempat tidur. Saya keluar ruangan untuk sholat subuh dilanjutkan sujud syukur kepada Allah atas proses kelahiran si kecil serta kemudahan yang telah diberikan-Nya.
10/09/2015 08:00 – Istri saya dipindah dari ruang persalinan ke ruang bangsal.
11/09/2015 03:30 – Sempat mengalami kekhawatiran karena si kecil ternyata belum buang air kecil. Akhirnya satu jam sebelum 24 jam si kecil pipis, lega rasanya. Alhamdulillah proses persalinan lancar dan diberi kemudahan.
Welcome to the world Ken. Selamat bertemu dengan dunia dimana Ayah, Ibu, Mbah, Pakde, Bude, Om, Tante mengharapkan kehadirnmu sebagai pelengkap keluarga. Selamat bergabung bersama keluarga besar. Semoga jadi anak yang Sholeh, berbakti kepada agama, ayah, ibu masyarakat, alam dan dunia. Tetap sehat selalu, bahagia selalu karena ayah dan ibu akan selalu menjagamu sampai kau dewasa nanti.
Kenzie Gibran Virendra Al Ghifari, semoga kelak menjadi pemimpim yang bijaksaan, pemberani, cerdas dan berhati lembut. Ammiinn
Subhanallahi Walhamdulillahi Walailahaillah wallahu akbar.