Sate kere, mungkin agak asing bagi orang-orang yang berdomisili diluar area godean dan sekitarnya. Meski sama-sama berupa daging yang ditusuk kemudian dipanggang diatas bara api, tapi sate kere memiliki cita rasa dan penyajian yang berbeda dari sate-sate biasa. Kata “Kere” atau dalam bahasa jawa diartikan miskin dimaksudkan makanan ini bukan dikhususkan untuk kalangan orang-orang miskin, akan tetapi karena harganya yang cenderung murah meriah sate kere ini terjangkau bagi kalangan menengah kebawah bahkan orang yang “kere” pun bisa menikmatinya.
Salah satu penjual sate kere yang cukup terkenal dijalan Godean adalah Sate Kere Mbah Mardi, terletak di jln Godean km 7 kurang lebih 100 meter sebelah timur POM bensin Gesikan. Kalau dari arah yogyakarta perempatan ringroad barat (Demak Ijo) kebarat kurang lebih 2 Km sebelah kiri jalan. Warung Sate Kere Mbah Mardi ini buka jam 5 sampai malam. Warung tempat jualanya sangat sederhana, jadi jangan heran jika anda kesana tidak menemukan banyak kursi buat menyantap menunya karena diwarung ini hanya ada 1 kursi dan sisanya lesehan saja. Warung sate yang bergaya jadul ini kalau malam hari ini hanya akan terlihat remang-remang. Ketika anda sampai di warung ini aroma sate akan tercium menggiurkan. Membuat anda tidak akan sabar untuk segera mencicipinya.
Sate kere atau yang lebih tepat disebut sate kupat sayur ini penyajianya dengan kuah sayur tempe lodeh ditambah kupat dan 5 potong tusuk sate. Rasa sate yang cenderung manis dan gurih sangat pas ketika dimakan dengan sayur tempe lodeh dan kupat. Rasanya kurang kalau makan cuma makan 5 tusuk, biasanya saya nambah beberapa potong tusuk supaya hasrat makan terpuaskan :D. Selamat mencoba.
Wah mantap, iki sate kere sing mung gajih thok kae udu??? perlu nyoba ki… (y)
Ora kabeh nda, 1 tusuk ki 5 daging (1 daging 4 gajih) :))